Showing posts with label sendi. Show all posts
Showing posts with label sendi. Show all posts

Kebiasaan "Membunyikan" Sendi Picu Pengapuran?

kebiasaan, membunyikan, sendi, picu, pengapuran, tulang
Bagi sebagian orang, kebiasaan "mematahkan" sendi-sendi hingga menimbulkan bunyi dapat mengurangi rasa pegal mereka. Entah hanya sugesti atau memang cara itu efektif. 

Hanya saja, ada mitos yang beredar kebiasaan ini dapat memicu pengapuran pada sendi. Keadaan tersebut tentu merugikan karena akan membuat sendi menjadi tidak elastis sehingga menyulitkan untuk bergerak. 

Menurut pakar ortopedi dari Rumah Sakit Premier Bintaro dr Fachrisal Ipang, "membunyikan" sendi sebenarnya tidak memberikan dampak mengurangi rasa pegal yang sebenarnya disebabkan oleh penumpukan asam laktat. Serta, kebiasaan itu bukanlah pemicu pengapuran sendi

"Pengapuran sendi tidak dipicu oleh kebiasaan itu, melainkan oleh tulang rawan sendi yang habis. Padahal sendi butuh kestabilan, makanya tubuh membentuk pengapuran di daerah tersebut," jelasnya. 

Kendati demikian, Fachrisal tidak menyarankan untuk meneruskan kebiasaan tersebut. Pasalnya meski tidak memicu pengapuran, namun kebiasaan tersebut dapat menyebabkan renggangnya ligamen. 

Ligamen merupakan jaringan berbentuk pita yang tersusun dari serabut-serabut liat yang mengikat tulang satu dengan tulang lain pada sendi. Ligamen yang longgar, kata dia, akan membuat tulang mudah bergeser dari sendi. 

Sementara itu, dr Lukman Shebubakar, pakar bedah ortopedi RS Premier Bintaro mengatakan, bunyi yang terjadi saat sendi "dipatahkan" itu sebenarnya adalah pelepasan udara-udara di cairan sendi. Maka kebiasaan itu tidak akan berdampak pada pengurangan rasa pegal ataupun perbaikan cedera apapun. 

Sendi merupakan bagian tubuh manusia yang penting untuk menunjang aktivitas sehari-hari karena memiliki peran besar dalam mobilitas. Sendi merupakan hubungan antartulang sehingga tulang dapat digerakkan. (kompas)


BACA JUGA : 

Selain Kalsium, Zat Ini Juga Penting Untuk Menjaga Kesehatan Tulang dan Sendi 

Peran Glucosamin Dalam Menjaga Persendian Anda

Tiens Nutrient High Calcium Powder ~ Kalsium Terbaik Obat Keropos Tulang/ Osteoporosis dan Persendian
READ MORE - Kebiasaan "Membunyikan" Sendi Picu Pengapuran?

Rajin Makan Ikan Kurangi Risiko Radang Sendi

obat sendi tulang, obat radang sendi, obat tulang tiens, tiens glucosamin obat sendi alami
Ikan sudah lama dikenal sebagai sumber nutrisi yang sangat kaya lagi bermanfaat. Sebuah penelitian terbaru menambah panjang daftar manfaat makan ikan, yakni mengurangi risiko salah satu jenis radang sendi yakni rheumatoid arthritis

Penelitian yang melibatkan lebih dari 32.000 perempuan tersebut menunjukkan bahwa risiko rheumatoid arthritis berkurang berkat konsumsi ikan secara rutin. Dibandingkan jika tidak makan ikan, perempuan yang terbiasa makan ikan memiliki risiko 29 persen lebih rendah. 

Manfaat ini khususnya didapat dari jenis ikan yang banyak mengandung lemak, seperti salmon, mackarel dan herring. Jenis-jenis ikan tersebut mengandung salah satu nutrisi penting yakni omega 3 yang memang dikenal bisa mengurangi risiko radang sendi. 

Temuan ini tidak lantas membuktikan bahwa makan ikan bisa menyembuhkan radang sendi, tetapi cukup efektif untuk mencegahnya. Kandungan omega 3 dalam ikan-ikan tersebut memberikan efek perlindungan sehingga sendi-sendi lebih awet dan terlindungi dari kerusakan. Meski demikian, para ilmuwan tidak menampik adanya kemungkinan bahwa omega 3 bisa meredakan radang atau inflamasi. 

Rhematoid arthritis disebabkan oleh sistem imun yang menyerang sendi lalu menyebabkan radang kronis yang makin lama makin memburuk. 

"Ini sesuai model biologis yang sangat memungkinkan," kata Dr Daniel Salomon, ahli rhemautologi dari Brigham and Women's Hospital yang tidak terlibat dalam penelitian itu, seperti dikutip dari Healthday.  

Rheumatoid arthritis bisa dihindari dengan banyak cara, termasuk di antaranya dengan menerapkan pola hidup yang sehat. Olahraga teratur, makan makanan dengan nutrisi seimbang dan menjaga berat badan tetap ideal adalah beberapa cara yang bisa mencegah radang sendi kronis tersebut. (detik)


READ MORE - Rajin Makan Ikan Kurangi Risiko Radang Sendi

Osteoartritis: Penyakit Sendi Degeneratif

Osteoartritis (OA) adalah inflamasi persendian yang disebabkan oleh penipisan dan kerusakan tulang rawan. 

Sendi terdiri dari dua ujung tulang yang tertutupi tulang rawan dan ligamen–otot yang menahan kedua tulang tetap menyatu. Tulang rawan adalah zat protein yang memungkinkan tulang meluncur di atas satu sama lain dan bertindak sebagai “bantalan peredam kejut”. Ketika tulang rawan menipis atau rusak, tulang-tulang Anda saling bergesekan tanpa bantalan. Hal ini pada akhirnya akan merusak sendi. 

OA dapat mempengaruhi semua sendi di tubuh, tetapi paling sering pada persendian di pinggul, lutut, tangan, kaki, dan tulang belakang. 

OA adalah jenis artritis yang paling umum. Sekitar satu dari tiga orang berusia lebih dari 60 tahun memiliki osteoartritis. Di atas usia 70, hampir semua orang memiliki beberapa tingkat kondisi osteoartritis (walaupun mungkin sangat ringan sehingga tidak menimbulkan gejala apapun). Sebelum usia 45, osteoartritis lebih sering terjadi pada laki-laki. Setelah usia 55 tahun, jumlah wanita yang menderita artritis meningkat. 


Gejala 

Gejala-gejala OA berbeda-beda pada setiap orang. Beberapa orang hanya merasakan sakit ringan dan kekakuan, pada orang lain gejalanya parah dan melumpuhkan. 

- Nyeri. Ini adalah gejala awal dan biasanya diperparah oleh penggunaan sendi dan berkurang dengan istirahat. 

- Kekakuan sendi sementara setelah masa istirahat (seperti bangun tidur di pagi hari atau setelah duduk dalam waktu lama). Kekakuan cenderung menghilang setelah menggunakan persendian selama 5-15 menit. 

- Pembengkakan dan kemerahan pada persendian. 

- Kelemahan otot-otot di sekitar sendi yang terkena, kadang-kadang menimbulkan perasaan ketidakstabilan sendi. 

- Pengurangan mobilitas dan fleksibilitas sendi. 

- Perasaan atau suara berderak ketika menggerakkan sendi. 


Penyebab 

Sebagian besar kasus OA tidak diketahui penyebabnya dan disebut OA primer. Ketika penyebab OA diketahui, kondisinya disebut OA sekunder. Kondisi yang dapat menyebabkan OA sekunder termasuk sendi abnormal sejak lahir (kelainan bawaan), diabetes dan gangguan hormon lainnya, asam urat, obesitas, trauma berulang atau pembedahan pada struktur sendi. 


Faktor risiko 

Risiko OA meningkat seiring pertambahan usia, terutama setelah usia 45 tahun. Seiring penuaan, kadar air pada tulang rawan meningkat dan susunan protein tulang rawan terdegenerasi. Di sisi lain, penggunaan berulang-ulang pada sendi selama bertahun-tahun membuat tulang rawan teriritasi dan terinflamasi. Akhirnya, tulang rawan mulai menipis oleh pengikisan atau membentuk retakan-retakan kecil. Peradangan tulang rawan juga dapat merangsang pertumbuhan tulang baru (disebut osteophytes) di sekitar sendi. 

Selain faktor penuaan, risiko OA meningkat bila: 

- Melakukan tekanan terus-menerus pada sendi, seperti terlalu sering menggunakan persendian di tempat kerja 

- Memiliki masalah berat badan. Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan tekanan pada sendi yang menahan beban seperti pinggul dan lutut. Hal ini meningkatkan risiko kerusakan tulang rawan. 

- Pernah mengalami cedera atau pembedahan sendi, terutama jika sendi tidak sembuh dengan baik. Hal ini sering menyebabkan OA pada orang muda. 

- Kecenderungan genetik. Beberapa orang mewarisi gen yang menyebabkan tulang rawan mudah rusak, dengan gejala-gejala muncul di usia pertengahan. 

- Memiliki jenis lain dari artritis. Rematik, misalnya, dapat merusak sendi-sendi dan menyebabkan OA. 


Diagnosis 

Dokter menggunakan sejumlah metode untuk mendiagnosis OA, di antaranya: 

- Wawancara untuk mendapatkan gambaran tanda dan gejala, kapan mulai dan bagaimana OA mempengaruhi hidup Anda. 

- Pemeriksaan fisik persendian yang terkena dampak, termasuk penilaian fleksibilitas dan mobilitas. 

- Analisis rontgen dari sendi tulang rawan untuk mengidentifikasi keausan, kerusakan tulang, dan kehadiran osteophytes. 

- Analisis cairan sendi yang terkena. 

- Tes darah untuk mengesampingkan penyebab lain, terutama jenis lain artritis, seperti rheumatoid arthritis. 


Perawatan 

Perawatan OA termasuk terapi fisik untuk meningkatkan mobilitas dan fleksibilitas, meningkatkan kekuatan otot-otot yang mendukung sendi, obat untuk mengatasi rasa sakit, dan pembedahan. Obat non-resep mungkin cukup untuk mengobati rasa sakit dan bengkak pada gejala yang ringan, namun obat resep oral dan injeksi dibutuhkan untuk gejala yang lebih parah. 

Operasi adalah pilihan jika sendi rusak parah atau menyebabkan gejala parah. Berbagai jenis pilihan operasi yang tersedia termasuk penggantian sendi (dengan prostesis artifisial), penghapusan osteophytes, perbaikan cacat tulang dan rehabilitasi sendi. Perawatan alternatif dapat dipertimbangkan dalam kondisi kronis di mana obat tidak mungkin atau tidak efektif. 


Pencegahan 

Banyak kasus OA dapat dicegah dengan beberapa hal berikut: 

- Jaga berat badan. Untuk mencegah perkembangan OA di kemudian hari dalam hidup Anda, jagalah berat badan yang sehat. Kelebihan berat dapat menempatkan tekanan berat pada bantalan sendi seperti lutut atau pinggul dan meningkatkan keausan dan perpecahan pada tulang rawan. 

- Lindungi persendian Anda dari cedera. Luka ringan berulang karena sering berlutut, berjongkok, atau postur lain yang menempatkan tekanan pada sendi lutut dapat menyebabkan kerusakan tulang rawan. 

- Berolah raga. Olahraga rendah impak seperti bersepeda, berjalan dan berenang dapat membantu mengurangi nyeri, menjaga fleksibilitas sendi, meningkatkan kekuatan otot, menguatkan tulang dan sendi, mencegah deformitas sendi, dan meningkatkan kebugaran dan kesejahteraan pada umumnya. (majalahkesehatan)


SUPLEMEN PENDUKUNG : 


READ MORE - Osteoartritis: Penyakit Sendi Degeneratif

Aktivitas Fisik Turunkan Risiko Osteoporosis

Pola hidup tidak teratur dan kurangnya aktivitas fisik sehari-hari dapat menyebabkan kepadatan tulang rendah, sehingga menyebabkan osteoporosis. 

Osteoporosis disebut sebagai silent disease, karena tidak menunjukkan tanda-tanda yang jelas sampai seseorang mengalami patah tulang. Pasien osteoporosis baru tahu ketika tulang mereka menjadi sangat lemah, sehingga tulang belakang atau pinggul patah hanya akibat terjatuh saat berjalan, misalnya. 

"Osteoporosis ternyata bisa dicegah gaya hidup sehat, perbanyak konsumsi kalsium, vitamin D, dan rutin melakukan latian fisik agar tulang menjadi sehat dan kuat," kata Wakil Menteri Kesehatan Prof Dr Ali Ghufron Mukti dalam acara puncak peringatan Hari Osteoporosis Nasional di Jakarta, Minggu (21/10). 

Prof Ghufron menjelakan osteoporosis memang hadir tanpa gejala namun bisa dicegah salah satunya dengan rutin melakukan aktivitas fisik secara teratur selama 30 menit, minimal 3 kali seminggu agar semakin besar kesempatan hidup dengan tulang yang sehat." 

Patah tulang tentu mempengaruhi aktifitas sehari-hari dan pada akhirnya menurunkan produktivitas masyarakat," jelasnya. 

Menurut Prof Gufron, umur harapan hidup masyarakat Indonesia meningkat dari 70,7 tahun menjadi 72 tahun. Namun, meningkatnya umur harapan hidup berpengaruh terhadap peubahan pola penyakit sehingga penyakit degeneratif juga meningkat termasuk osteoporosis. 

Lebih lanjut Prof Gufron menguraikan, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, melaksanakan program deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular, termasuk risiko osteoporosis. 

Program ini sambung, Prof Gufron, dilaksanakan oleh Pos Pembina Terpadu (Posbindu) penyakit tidak menular. Untuk mendukung kegiatan ini, Kementerian Kesehatan telah mendistribusikan alat Bone Densitometer ke seluruh provinsi di Indonesia. 

"Saat ini telah ada 3,314 kelompok masyarakat yang aktif melakukan kegiatan Posbindu penyakit tidak menular," urainya. Sementara, Direktur Utama Fonterra Brands Indonesia, Yon Handoyo menambahkan keterlibatan Anlene dalam kampanye yang bertajuk Indonesia Bergerak ini mengajak masyarakat Indonesia untuk rutin melakukan aktivitas olahraga dan mengkonsumsu susu tinggi kalsium untuk pencegahan osteoporosis. 

"Minum susu berkalsium tinggi dua kali sehari dapat menurunkan pelepasan mineral tulang. Tentunya harus dibarengi dengan pola hidup sehat dan gizi seimbang," tambahnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Perwakilan International Osteoporosis Foundation, Judy Stenmark, mengungkapkan, di seluruh dunia ada sekitar 200 juta orang menderita Osteoporosis. Pada 2050 diperkirakan angka patah tulang pinggul meningkat dua kali lipat pada wanita dan tiga kali lipat pada pria. 

"Laporan WHO juga menunjukkan sebanyak 50 persen patah tulang adalah patah tulang atas yang dapat mengakibatkan kecacatan seumur hidup dan kematian," ungkapnya. (inilah)



READ MORE - Aktivitas Fisik Turunkan Risiko Osteoporosis

Osteoporosis pada Pria

Tidak selamanya penyakit kerapuhan tulang atau osteoporosis diderita oleh kaum perempuan. Osteoporosis juga bisa diderita kaum laki-laki. Penyebabnya bisa karena kekurangan kalsium yang sudah diderita sejak dalam kandungan, kekurangan hormon gonaroid, hingga penggunaan obat-obat tertentu. 

"Penggunaan steroid terlalu lama misalnya pada obat asma dapat menyebabkan osteoporosis," ujar Spesialis Gizi Klinik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fiastuti Witjaksono, dalam seminar tentang susu di Hotel Mulia. 

Pemberian kortikosteroid yang dilakukan secara sistematis dan terus menerus dapat menghilangkan massa tulang yang cukup berarti. Resiko kehilangan tulang yang terbesar terjadi dalam kurun waktu enam hingga 12 bulan pertama. Pada tahap penggunaan steroid pertama kali penurunan massa tulang bisa mencapai 12 persen. 

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kortikosteroid atau steroid untuk pengobatan penyakit tertentu menginduksi tulang. Antara lain karena glukokortikoid yang merupakan bagian dari kortikosteroid menurunkan pembentukan tulang dan memperlambat, bahkan menurunkan regenerasi tulang. 

Steroid bahkan juga meningkatkan penyerapan tulang sekunder terhadap penurunan kadar gonadotropin atau hormon yang ada pada pria. Steroid bahkan juga terbukti memicu kekurangan kalsium dengan mengurangi penyerapan kalsium di usus dan malah meningkatkan eksresinya di ginjal. (tempo)


Artikel Terkait : Tiens Glucosamin Capsules ~ Kapsul untuk Kesehatan Persendian
READ MORE - Osteoporosis pada Pria

Tiens Glucosamin Capsules ~ Obat Kesehatan Persendian dan Osteoarthritis


Tiens Glucosamin mengandung glucosamin murni 
yang terbuat dari lapisan chitin kerang


Mengapa butuh Glucosamin ?

Glucosamin adalah sebuah zat yang diproduksi secara alami oleh tubuh kita untuk menstimulasi produksi protein-protein yang berfungsi untuk menjaga kesehatan persendian.

Sejalan dengan bertambahnya usia, produksi glucosamin alami dari tubuh kita akan menurun. Akibatnya, kelenturan persendian akan berkurang dan resiko terserang osteoartritis atau rematik pengapuran persendian akan meningkat.


Gejala-gejala Osteoartritis/ Pengapuran/ persendian tidak sehat

- Rasa nyeri saat perubahan cuaca (dari panas ke dingin).

- Rasa nyeri pada persendian setelah beraktivitas.

- Rasa kaku saat bergerak karena kurangnya cairan sendi pelumas antar tulang.

- Bunyi pada persendian saat digerakkan.


Khasiat Tiens Glucosamin

1. Membantu pembentukan dan perbaikan kesehatan tulang rawan.

2. Membantu menjaga dan meningkatkan kelenturan persendian.

3. Meringankan rasa nyeri dari gejala osteoartritis.

4. Meningkatkan produksi carian lubrikasi pelumas persendian.


KANDUNGAN : Glucosamine Hydrochloride 500 mg.


ATURAN PAKAI 

- 2 x 1 kapsul setiap hari sehabis makan.

- TIDAK DIANJURKAN BAGI : anak-anak < 12 tahun, wanita hamil dan menyusui.

- Bila muncul alergi, konsultasikan dengan dokter.

- Penderita diabetes, konsultasikan dahulu dengan dokter.


HARGA : Rp. 231.000,- / botol isi 60 kapsul

RESELLER WELCOME
READ MORE - Tiens Glucosamin Capsules ~ Obat Kesehatan Persendian dan Osteoarthritis
 

PENCARIAN


Kenapa Harus Obat Peninggi Badan Tiens

Obat Peninggi Badan Grow Up VS Obat Peninggi Badan Tiens

Powered by Blogger.