Pola hidup tidak teratur dan kurangnya aktivitas fisik sehari-hari dapat menyebabkan kepadatan tulang rendah, sehingga menyebabkan osteoporosis.
Osteoporosis disebut sebagai silent disease, karena tidak menunjukkan tanda-tanda yang jelas sampai seseorang mengalami patah tulang. Pasien osteoporosis baru tahu ketika tulang mereka menjadi sangat lemah, sehingga tulang belakang atau pinggul patah hanya akibat terjatuh saat berjalan, misalnya.
"Osteoporosis ternyata bisa dicegah gaya hidup sehat, perbanyak konsumsi kalsium, vitamin D, dan rutin melakukan latian fisik agar tulang menjadi sehat dan kuat," kata Wakil Menteri Kesehatan Prof Dr Ali Ghufron Mukti dalam acara puncak peringatan Hari Osteoporosis Nasional di Jakarta, Minggu (21/10).
Prof Ghufron menjelakan osteoporosis memang hadir tanpa gejala namun bisa dicegah salah satunya dengan rutin melakukan aktivitas fisik secara teratur selama 30 menit, minimal 3 kali seminggu agar semakin besar kesempatan hidup dengan tulang yang sehat."
Patah tulang tentu mempengaruhi aktifitas sehari-hari dan pada akhirnya menurunkan produktivitas masyarakat," jelasnya.
Menurut Prof Gufron, umur harapan hidup masyarakat Indonesia meningkat dari 70,7 tahun menjadi 72 tahun. Namun, meningkatnya umur harapan hidup berpengaruh terhadap peubahan pola penyakit sehingga penyakit degeneratif juga meningkat termasuk osteoporosis.
Lebih lanjut Prof Gufron menguraikan, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, melaksanakan program deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular, termasuk risiko osteoporosis.
Program ini sambung, Prof Gufron, dilaksanakan oleh Pos Pembina Terpadu (Posbindu) penyakit tidak menular. Untuk mendukung kegiatan ini, Kementerian Kesehatan telah mendistribusikan alat Bone Densitometer ke seluruh provinsi di Indonesia.
"Saat ini telah ada 3,314 kelompok masyarakat yang aktif melakukan kegiatan Posbindu penyakit tidak menular," urainya.
Sementara, Direktur Utama Fonterra Brands Indonesia, Yon Handoyo menambahkan keterlibatan Anlene dalam kampanye yang bertajuk Indonesia Bergerak ini mengajak masyarakat Indonesia untuk rutin melakukan aktivitas olahraga dan mengkonsumsu susu tinggi kalsium untuk pencegahan osteoporosis.
"Minum susu berkalsium tinggi dua kali sehari dapat menurunkan pelepasan mineral tulang. Tentunya harus dibarengi dengan pola hidup sehat dan gizi seimbang," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Perwakilan International Osteoporosis Foundation, Judy Stenmark, mengungkapkan, di seluruh dunia ada sekitar 200 juta orang menderita Osteoporosis. Pada 2050 diperkirakan angka patah tulang pinggul meningkat dua kali lipat pada wanita dan tiga kali lipat pada pria.
"Laporan WHO juga menunjukkan sebanyak 50 persen patah tulang adalah patah tulang atas yang dapat mengakibatkan kecacatan seumur hidup dan kematian," ungkapnya. (inilah)
No comments:
Post a Comment