Mengonsumsi sedikit alkohol bisa meningkatkan kesehatan tulang wanita berusia tua dan mengurangi risiko osteoporosis, demikian pendapat para ilmuwan dari College of Public Health and Human Sciences di Oregon State University yang melakukan penelitian.
Tulang merupakan jaringan hidup, dimana tulang tua akan diganti dalam proses yang disebut renovasi. Sedangkan pada penderita osteoporosis, tulang yang rusak lebih banyak ketimbang tulang yang diregenerasi.
Wanita menopause berada pada risiko tertentu karena ada penurunan hormon estrogen, hormon yang penting untuk kekuatan tulang.
"Studi ini jelas menunjukkan bahwa sedikit minum alkohol memiliki potensi yang kuat dan cepat terhadap metabolisme tulang," kata pimpinan riset, Urszula Iwaniec, seorang profesor di Oregon State University.
Sebagai bagian dari gaya hidup sehat, alkohol dapat memperlambat keropos tulang dengan mengurangi pergantian tulang, papar Iwaniec. Hal itu berarti dapat pula menurunkan risiko osteoporosis.
Iwaniec mencatat, meskipun penyalahgunaan alkohol merupakan masalah kesehatan yang serius secara medis dan umum, efek minum alkohol pada level yang moderat (sedang) terhadap kesehatan belum banyak mendapat perhatian.
Menurut data US National Institutes of Health, sekitar separuh dari semua wanita AS dan seperempat pria akan mengalami patah tulang akibat osteoporosis. Di samping itu, resep obat untuk mencegah atau mengobati osteoporosis masih sangat mahal dan dapat membuat efek samping yang tidak menyenangkan.
Oleh karena itu, kata peneliti, penting untuk mengidentifikasi faktor gaya hidup yang dapat membantu dalam melindungi tulang.
Dalam kajiannya yang dipublikasikan secara online pada 11 Juli 2012.
Iwaniec dan timnya mengamati 40 wanita pascamenopause berusia rata-rata 56 tahun, yang minum cukup alkohol secara moderat dan tidak menggunakan terapi hormon pengganti. Minum secara moderat diartikan sebagai satu setengah sampai dua gelas sehari atau 8 sampai 10 gram alkohol.
Kebiasaan minum alkohol dalam tingkat yang moderat ini dilakukan partisipan selama setahun sebelum studi dimulai.
Ketika para wanita berhenti minum selama dua minggu, para peneliti menemukan bukti peningkat pergantian tulang dalam darah, yang merupakan faktor risiko untuk patah tulang akibat osteoporosis. Namun, dalam waktu kurang dari sehari setelah para wanita kembali minum alkohol, tanda-tanda pergantian tulang kembali ke tingkat sebelumnya.
Studi sebelumnya telah menemukan, peminum moderat memiliki kepadatan tulang lebih tinggi ketimbang yang tidak minum alkohol atau peminum berat, tetapi apa alasannya masih belum jelas. Peneliti menduga bahwa alkohol bertindak seperti estrogen dalam mengurangi pergantian tulang.
"Sebagian besar perempuan dalam penelitian kami adalah peminum anggur (wine)," kata Iwaniec.
Iwaniec mengungkapkan, efek yang sama dari konsumsi alkohol justru tidak terjadi pada pria. Studi ini juga tidak membuktikan bahwa konsumsi alkohol secara moderat dapat mencegah osteoporosis. Temuan ini hanya menunjukkan hubungan antara keduanya. (kompas)
No comments:
Post a Comment